Tidak tertutup kemungkinan jenis ulos masih ada selain dibawah ini, kalau ada jenis Ulos selain dibawah ini mohon ditambahkan agar tidak bisa diketahui orang banyak, khususnya Orang Batak yang sudah tidak mengetahuinya. Menurut cerita-cerita masyarakat, Motif Asli Ulos Batak yang ada di Masyarakat Batak kemungkinan ada di Eropa, namun hal ini perlu pendalaman lebih jauh tentang kebenarannya.
Jenis-Jenis Ulos Batak yang ada:
1. ULOS RAGIDUP.
Ulos yang paling tinggi derajat dari semua Ulos menurut Batak adalah ULOS RAGIDUP. Derajat Ulos ini sering dijadikan orang batak menjadi symbol di suatu Gedong atau corak warna suatu Gedung atau rumah. Ulos ini kalau kita cermati, seolah-olah semua coraknya/bentuknya terkesan hidup bersenyawa dalam kederajatannya. Dan inilah yang menjadi penyebab mengapa disebut ULOS RAGIDUP. Aragi artinya Hidup.
Ulos Ragidup ini menjadi Simbol Kehidupan, dan cerminan hidup ini menjadi harapan buat orang batak untuk hidup dalam waktu yang panjang atau lebih panjang umurnya daripada orang yang lebih tua sebelumnya. Sehingga bagi orang batak, Tindakan Bunuh Diri menjadi suatu tindakan yang paling bodoh dan perlu dihindarkan dalam kondisi apapun. Inipula yang menjadi salah satu mengilhami orang Batak punya prinsip Biar Miskin yang mendera sepanjang perjalanan hidup, namun tetap harus berjuang demi hidup.
Biasanya Ulos ini dipakaikan dengan cara dijadikan Selendang (Sitalihononton).
Itu sebabnya ada umpama berikut :
“Agia pe lapalapa, asal di toru ni sobuan, agia pe malapalap, asal ma dihangoluan, ai sai na boi do partalaga gabe parjujuon”.
Bagian-bagian / nama dan arti dari ulos ragidup adalah sbb :
- Ada dua sisi tepi sebagai batas, yang menjelaskan kalau semua yang ada didunia ini ada batasnya.
- Dua sisi tadi mengapit tiga bagian dan disebut “ badan “. Bagian palingujung dimana bentuknya kelihatan sama disebut “ ingananni pinarhalak “. Ingananni pinarhalak terbagi dua lagi , yakni ingananni pinarhalak baoa (laki-laki) dang inganan ni pinarhalak boru-boru.
Bagian “badan “ tadi warnanya merah kehitamandan ditingkahi garis-garis putih yang disebut “honda “. Ingananni pinarhalak tadi adalah simbol hagabeon, maranak dan marboru.
Masih terdapat tiga symbol lagi di sana, yakni :
1. Antinganting, adalahsimbol hamoraon, karena antinganting biasanyaterbuat dari emas.
2. Sigumang = beruang, yakni simbol kemakmuran. Beruang adalah binatang yangbekerja tepat dan efisien, tidak banyak aksi.
3. Batu ni ansimun, melambangkan hahipason (ansimun sipalambok, taoarsipangalumi).
Di celah ketiga simbol ini, ada lagi macam bunga yang disebut “ipon”, dan dicelah ipon-ipon tadi ada yang disebut dengan “rasianna”.
Cara mangarasi = memeriksa Ragidup yang baik :
1. Ulos itu kelihatan jernih.
2. Tenunannya rapi dan ukurannya benar.
3. Honda harus berjumlah ganjil.
4. Jumlah ipon harus benar.
Motif ulos ini agak rumit dan menurut informasinya ulos ini menjadi Ulos yang tersulit dibuat.
2. ULOS RAGIDUP SILINGGOM.
Perbedaan ulos ini dengan Ragidup biasa adalah bagian “ badan “. Ulos inipunya badan yang kelihatan lebih linggom = gelap. Ulos inilah yang palingtepat diberikan kepada anak yang punya pangkat dan punya kuasa, denganmaksud, kita bisa marlinggom = berlindung di bawah kebijaksanaannya. Inibisa juga kita berikan kepada petinggi yang mendatangi kampung kita.Ragidup Silinggom tidak diperjual belikan. Tapi entahlah ada pihak tertentuyang melakukannya. Sebenarnya, ulos jenis ini hanya akan ditenun bila adapemesannya.Cara memakainya : sinampesampehon.
3. ULOS BINTANG MAROTUR / ULOS MARATUR.
Beginilah leluhur kita menyebut ulos ini, “On ma ulos ni Siboru Habonaran, Siboru Deak Parujar, mula ni panggantion dohot parsorhaon, pargantang pamonori, na so boi lobi na so boi hurang. Artinya adalah kebijaksanaan. Ulos ini juga disebut sebagai siatur maranak, siatur marboru, siatur hagabeon, siatur hamoraon.
4. ULOS GODANG / ULOS SADUM ANGKOLA
Disebut juga Sadum atau Sadum Angkola. Ulos ini mungkin yang paling Bagus coraknya dan Indah warnanya di antara semua ulos, sehingga Ulos ini sangat Mahal. Lebar Ulos ini juga cukup lebar diantara Ulos batak lainnya.
Secara Tingkatan Derajat Ulos Sadum/Ulos Godang masih dibawah Ulos RAGIDUP, tapi kalau masalah Harga, Ulos ini jauh lebih mahal dari Ulos Ragidup.
Ulos godang biasanya diberikan kepada anak kesayangan kita, yang membawa sukacita dalam keluarga. Inilah yang diharapkan dengan adanya pemberian ulos ini, supaya kelak si anak makin membawa hal-hal kebajikan yang banyak dan besar / godang (banyak), mencapai apa yang dicita-citakannya dan mendapat berkat yang banyak dan besar dari Oppu Debata (Tuhan). Pengertian Oppu Debata disini adalah Tuhan Allah yang Maha Kuasa, termasuk buat Orang Batak yang beragama Non Kristen, namun perkembangan jaman seringkali pengertian Oppu Debata lebih ditujukan ke Orang Batak yang beragama Kristen.
Biasanya Ulos Godang ini sering dibuat baju dan selain itu cara memakainya bisa dengan diabithon (dipakai) , dihadang (dililit di kepala atau bisa juga ditengteng atau ditalitalihon (dililit di pinggang)
5. ULOS RAGI HOTANG / ULOS RAGI HOTANG (Hotang = Rotan).
Ulos inilah yang umumnya lebih banyak diuloshon/dipakaikan/digunakan dalam pesta adapt saat ini. Sangat Anggun saat ulos ini diuloshon / dipakaikan / disandangkan, terlebih kalau jenisnya dari motif yang paling bagus. “POTIR SI NAGOK” menjadi Julukan Ulos Ragihotang yang paling terbaik dan terindah. Ulos ini termasuk Berkelas Tinggi dan Mahal. Cara pembuatannya tidak serumit pembuatan ulos lainnya seperti Ulos Ragidup.
Ada beberapa umpasa yang bisa digunakan ketika manguloshon Ulos Ragihotang, yakni “Hotang do ragian, hadang-hadangan pansalongan, Sihahaan gabe sianggian, molohurang sinaloan.
”Hotang binebebe, hotang pinulospulos unang iba mandele, ai godang do tudos-tudos. ”Tumburni pangkat, tu tumbur ni hotang, tu si hamu mangalangka, sai di si mahamu dapotan.
”Hotang hotari, hotang pulogos, gogo ma hamu mansari, asa dao napogos.
”Hotang do bahen hirang, laho mandurung porapora, sai dao ma nian hamu nasirang, alai lam balga ma holong ni roha
”Hotang diparapara, ijuk di parlabian, sai dao ma na sa mara, jala sai ro ma parsaulian.
Ulos ini sering dijadikan menjadi baju, dipake juga untuk Mengafani Jenazah yang meninggal dan juga membungkus tulang belulang dalam acara penguburan ke dua kalinya (mangungkal holi).
6. ULOS SITOLU TUHO (Ulos tiga cabang, Tuho = cabang pohon)
Keistimewaan dari ulos ini terlihat dalam motif gorganya terdapat TOLU (tiga) TUHO (Cabang/Bidang Arsiran).
Ulos ini menggambarkan Simbol kekeraban Orang Batak yaitu Dalihan Na Tolu (di Ulos sering ditulis “ Paratur ni Parhundulon “ ).
Setelah wejangan Dalihan Na Tolu diberikan, harus menyebutkan/mengucapkan “sitolu saihot” yakni :
1. Pasupasu asa sai masihaholongan jala rap saur matua :”Sidangka ni arirang na so tupa sirang, di ginjang ia arirang, di toru iapanggongonan…badan mu na ma na so ra sirang, tondi mu sai masigomgoman “
2. Pasupasu hagabeon :”Bintang na rumiris ombun na sumorop anak pe di hamu riris, boru pe antongtorop”
3. Pasupasu pansamotan :”Bona ni aek puli, di dolok Sitapongan, sai ro ma tu hamu angka na uli,songon i nang pansamotan.
7. ULOS BOLEAN (Bolean = membelai-belai)
Ulos ini diberikan kepada anak yang kehilangan orangtua nya. Membelai-belai, dimaksudkan untuk menghilangkan rasa sedih (Mangapuli) agar hati anak yang sudah kehilangan Orang Tua tabah menghadapinya.
8. ULOS SIBOLANG (Ulos karena Jasa)
Ulos Sibolang disebut juga sibulang yang diberikan untuk memberikan rasa hormat karena jasanya.
Misalkan, Seorang Ulubalang yang mengalahkan musuh, atau yang bisa membinasakan binatang pemangsa yang mengganggu ketentraman Manusia.
Jaman sekarang, ulos ini diberikan kepada Amang ni hela dan ulos ini disebut sebagai “ulos pansamot na sumintahon” supaya Amang ni hela tadi bisa menjadi tempat bersandar dan berlindung.
Perumpamaannya:
“ na gogo mansamot jala parpomparan sibulang bulangan”.
“Marasar sihosari, di tombak ni panggulangan sai halak na gogo ma hamu mansari, jala parpomparan sibulangbulangan.
Ulos sibolang juga sering dipakai untuk menghadiri upacara kematian dan biasanya dililitkan di Kepala yang sudah Janda (Namabalu) saat kondisi suami meninggal atau dillitkan di kepala Suami saat istrinya meninggal
9. ULOS MANGIRING
Sering diberikan sebagai ulos parompa untuk menggendongan anak, dengan harapan anak yang akan memakai parompa ini akan terus dalam iringan orang tuanya, kalau jaman dulu katanya ulos ini sering dihadiahkan kepada dua kekasih ataupun pasangan muda.
Kepada pasangan pengantin, ulos ini diberikan sembari mengucapkan sebait umpasa, “Giringgiring gostagosta, sai tibu ma hamu mangiringiring, huhut mangompa-ompa”
Biasanya Ulos ini dipakaikan dengan cara dijadikan Selendang (Sitalihononton).
10. ULOS MANGIRING PINARSUNGSANG
Ulos ini diberikan kalau ada acara adat yang Masisuharan / Marsungsang = Situasi kacau. Misalkan, ada pihak yang semula adalah hulahula kita, tapi kemudian menjadi pihak boru karena alasan pernikahan. Ulos inilah yang patut diberikan kepada pengantin sembari berucap :
“ Rundut biur ni eme, mambahen tu porngisna, masijaitan andor ni gadong, mambahen tu ramosna “ artinya, biarlah partuturon jadi sedikit kacau kalau itu demi kebaikan. Dan disinilah salah satu letak Kebijaksanaan dan Kemuliaan Adat Batak.
11. ULOS PINUSSAAN
Masih termasuk Ragidup. Cara memakainya pun sama.
12. ULOS SURISURI / ULOS TOGUTOGU / ULOS LOBULOBU
Ini ulos yang eksentrik. Rambu-rambunya tidak dipotong hingga kedua ujungnya bersatu sebagaimana layaknya kain sarung. Dan hanya wanitalah yang memakai ulos ini. Dimaksudkan, agar mereka kelihatan sopan karena ini pakaian rumahan. Jenis ini juga paling banyak dijadikan parompa.
Dinamakan lobulobu supaya segala kebaikan marlobu artinya Hal yang Baik masuk ke rumah orang yang memakainya.
Apabila ada boruboru yang menggendong ibotonya atau adik laki-laki yang kecil, dia akan bersenandung : “Ulos lobulobu, marrambu ho ditongatonga, tibu ma ho ito dolidoli, jala mambahen si las ni roha”
Apabila menggendong adik perempuan, senandungnya adalah : “Ulos lobulobu, marrambu ho ditongatonga, sinok ma modom ho anggi, suman tuboru ni namora”.
Pemakaian Ulos Batak biasanya dilakukan sebagai berikut:
1.Siabithononton (dipakai dibadan) yaitu Ulos Ragidup, Ulos Sibolang, Ulos Ragi Pangko, Runjat, Djobit, Simarindjamisi.
2.Sihadanghononton (dililit di kepala atau bisa juga ditengteng) yaitu Ulos Sirara, Ulos Sadum, Ulos Sumbat, Ulos Bolean, Mangiring, Surisuri.
3.Sitalitalihononton (dililit di pinggang) Yaitu Ulos Tumtuman, Mangiring,Padangrusa.
Tidak tertutup kemungkinan masih ada cara pemakaian Ulos selain cara di atas. Kalau ada kiranya bisa ditambahkan biar sama-sama mengetahuinya. (berbagai sumber febersormin).
Wah... sayang ga ada foto masing - masing ulos yang diterangkan....
ReplyDeletethanks atas kunjungannya
ReplyDeleteUlos tumtuman dan Padangrusa tidak ada keterangan di atas. Hanya cara pemakaian. Mohon pencerahan lebih lanjut Amang Panuturi....:-)
ReplyDeleteMauliate, Tabe ma mardongan tangiang.
mungkin kalau ad gambarnya lebih informatif nih...
ReplyDeletelagi cari perbedaan ulos batak selatan dan utara..
Sangat informatif. Sayang tidak disertai foto. Saya baru melihat seseorang memakai 'ulos gobar' dari Silalahi. Apakah ada penjelasan? Mauliate.
ReplyDelete