Friday, July 23, 2010

Saatnya PLTA Hadir diseluruh Kecamatan Tapanuli Selatan

Setelah diputuskan pemerintah untuk menaikkan harga tarif listrik yang akan dimulai dari Agustus 2010, berbagai lapisan masyarakat menanggapi serta menyesalkan kenaikan TDL (tarif Dasar Listrik). Dengan berbagai alasan dan penjelasan dari pihak PLN untuk menaikkan TDL ini ke masyarakat yang menurut tanggapan sebagian masyarakat alasan dan penjelasan merupakan yang kurang masuk logis dan dari tahun ketahun alasan kenaikan TDL hampir sama.

Bandingkan jika PLN di Masyarakat di Pedesaan-pedesaan yang mati lampu PLN adalah kebiasaan hampir tiap hari dengan kenaikan TDL ini, akan sangat membuat image masyarakat terhadap pihak pengelola PT.PLN semakin rendah penilainnya. Masyarakat menyadari jika harga-harga seperti LISTRIK, BBM, TRANSPORTASI, KOMUNIKASI dinaikkan maka harga-harga lainnya otomatis pasti naik yang ujung-ujungnya juga pengaruh kenaikan ini terhadap PLN tidak seperti yang diharapkannya. Sebagai contoh, jika PLN naik, maka usaha bisnis perumahan pasti menaikkan harga produksinya dan tentunya daya beli akan berkurang. dan untuk menaikkan daya beli masyarakat maka Penghasilan/Gaji/Upah harus dinaikkan dan jika ini dinaikkan maka inflasi akan cepat merembek kemana-mana dalam seketika.

Hak Monopoli pihak PLN dalam mengelola Kelistrikan di Indonesia ini, membuat sebagian masyarakat semakin rendah kepercayaanya terhadap PLN, sehingga membuat pemikiran-pemikiran alternatif2 untuk mengganti penerangan/Listrik di Daerahnya masing-masing. Dan itu telah terbukti diberbagai daerah dengan memamfaatkan Sumber Daya ALam yang dimiliki (GAS, AIR/SUNGAI, ANGIN, MATAHARAI DAN sumber listrik LAINNYA). Sebut saja di Daerah Sumatera Padang yang sudah banyak memamfaatkan PLTA untuk mengganti listrik dari pihak PLN. Bahkan banyak daerah pedesaan di Sumatera Barat yang berlebihan Listriknya setelah mengganti menggunakan PLTA. Yang tadinya gelap gulita maka sekarang menjadi terang benderang dan kehidupan ekonomi masyarkat dan pertanian/perikanan semakin meningkat.

Untuk Kawasan Tapanuli Selatan, yang umumnya daerah perbukitan sangat memiliki potensi-potensi Alam yang memungkinkan untuk digunakan sebagai salah satu alternatif Sumber Tenaga Listrik. Banyaknya sungat-sungai serta Hutan yang masih baik serta adanya Gas, angin kencang di perbukitan, bisa menjadi salah satu alternatif untuk kelistrikan.

Jika kita melihat kecepatan angin di Bukit Simarsayang, Bukit Simagomago dan bukit pegunungan lainnya, maka SDA ini belum benar-benar dimamfaatkan untuk kebutuhan penerangan di daerah2 di Tapanuli Selatan yang mana di desa-desa nya sering mati listrik dan sering tidak ada informasi ke pedesaan kapan listrik mati / hidupnya jika ada pemadaman. Hal ini sudah hal biasa di Masyarakat Tapanuli Selatan khususnya di daerah-daerah yang jauh dari pusat kota.

Sungai yang begitu banyak diwilayah Tapanuli Selatan, belum menjadi alternatif utama bagi pihak Pemada, masyarakat untuk memamfaatkannya menjadi pengganti Penerangan/listrik dari Pihak PLN. Kurangnya kemampuan SDM dan Dana menjadi kendala-kendala utama untuk pembuatan alternatif penerangan seperti membangun PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air) yang sangat memungkinkan dibuat disetiap kecamatan-kecamatan di Tapanuli Selatan.

Pembangunan PLTA sebagai alternatif kelistrikan di setiap Kecamatan menjadi yang sangat memungkinkan dilakukan guna mendukung Pembangunan di Tapanuli Selatan dan pembangungan PLTA ini akan membuat pengairan lebih baik di setiap masing-masing kecamatan, serta mendukung pertanian dan perikanan serta perkebunan.

Sebagai contoh Kec. Marancar yang begitu banyak memiliki sungai dan mempunyai daerah perbukitan, sangat memungkinkan dibangun PLTA di wilayah ini menjadi 2 atau 3 PLTA yang bisa mencukupi kebutuhan Listrik untuk Perekonomian, pertanian, perikanan serta perkebunan yang jauh akan lebih baik dibandingkan dengan sekarang. di Wilayah kecamatan Marancar khususnya bagian Timur, mati listrik tiba-tiba, nyala tiba-tiba dalam satu hari sudah menjadi hal biasa bahkan kalau mati/padam dalam satu hari hal biasa dirasayakan masyarakat, sehingga banyak masyarakat saat ini menyiapkan Genset untuk mengantisipasi Listrik Mati, khususnya malam hari.

Jikalau di Kec. Marancar ini dibangun PLTA ini dengan bergotong royong beberapa desa untuk membangun suatu PLTA maka daerah ini akan lebih cepat berkembang dan perekonomian akan lebih cepat mengingat wilayah ini sangat subur jika dibandingkan dengan daerah lainnya. Tentunya pihak Pemda setempat baik pihak Pemda Tapsel, Pihak kecamatan dan pihak Desa serta tokoh masyarakat perlu bersatu guna memikirkan bagaimana agar PLTA di wilayah ini bisa tercapai. Jika dilihat dari tingkat statistik Penduduk pihak kec. Marancar tahun 2008 maka saat ini, kebutuhan Listrik untuk Kec. Marancar bagian Timur (kurang lebih 14 Desa) memerlukan Daya Listrik kurang lebih 650.000 watt hingga 1.000.000 watt dan jika tidak diantisipasi sekarang maka kemungkinan wilayah ini akan sulit berkembang dimasa yang akan datang.

Dengan pembuatan bendungan air di Sungai-sungai yang ada/membuat Danau di aliran Sungai, maka kebutuhan listrik tersebut akan terpenuhi jika adanya pembuatan PLTA yang terencana dan terorganisasi. Kekompakan dan keinginan masyarakat menjadi modal utama untuk pembangunan PLTA dengan skala untuk memenuhi kebutuhan listrik khusus di Kec. Marancar Bagian timur.

Namun hingga saat ini, pemikiran-pemikiran mencari alternatif pengganti Listrik ini sangat rendah walaupun dari tahun ke tahun di wilayah ini sangat berkekurangan Listrik dari pihak PLN. Tentunya di wilayah2 kecamatan lainnya juga sangat bisa dilakukan, misalkan di Kec. Batangtoru, Kec. SIpirok dan kecamatan-kecamatan lainnya. Pembangunan ini bisa bekerjasama dengan Pihak PLN, Pemda dan masyarakat atau dibuat berupa Koperasi masyarakat untuk pengelolaannya. Jika di setiap kecamatan Daya listrik bisa mandiri minimal setengah yang dibutuhkan, maka Pihak PLN akan tertolong untuk membagi Daya listrik yang dimiliki oleh pihak PLN untuk masyarakat.

Untuk itu, sudah saatnya pihak PEMDA Tapanuli Selatan perlu mempelajari atau membuat suatu contoh daerah tentang pembangunan PLTA serta cara-cara pengeloaannya. Pihak-pihak yang bisa diajak bekerjasama secarea swadaya masyarakat sangat banyak yang mungkin bersedia membantu untuk pembuatan suatu PLTA, misalkan dengan bekerjasama dengan pihak Sekolah-sekolah kelistrikan yang ada di Tapanuli Selatan, Organisasi kepemudaan/masyarakat, pihak Pemda setempat serta donatur-donatur dari luar yang bersedia membantu pembangunan PLTA disuatu daerah.

Jika ini mulai digerakkan dari sekarang maka, tidak terbayangkan bagaimana efeknya untuk mendukung kemajuan pembangunan di Tapanuli Selatan, bahkan kehidupan roda perekonomian akan cepat meningkat jika hal kebutuhan listrik ini terpenuhi di setiap kecamatan-kecamatan yang ada di Tapanuli Selatan. Sehingga dengan adanya situasi kelistrikan saat ini yang barangkali kurang berpihak ke masyarakat, pihak Pemda bisa menjembatani menghidupkan kesadaran masyarakat untuk membuat PLTA-PLTA bersekala Kecil atau menengah disetiap daerahnya. Misalkan dengan bekerjasama antara 3 desa atau 4 desa dalam membuat suatu PLTA maka tidak tertutup kemungkinan pembangunan akan lebih cepat di Tapanuli Selatan, sehingga tingkat kemakmuran masyarakat semakin meningkat. Mudah-mudahan dengan perioritas Bupati Tapsel yang terbaru ini lebih condong ke Pertanian, bisa menjadi pertimbangan salah satu faktor pendukung untuk keberhasilan petani-petani yang ada di Tapanuli Selatan saat ini.
Baca Selengkapnya..

Friday, July 9, 2010

PASTIKAN BEBAS BUTA HURUF DI KEC. MARANCAR

Setelah sekian puluh tahun Dunia Pendidikan masuk ke wilayah LUAT MARANCAR Kec. Marancar, Tapanuli Selatan, untuk meningkatkan Mutu SDM (Sumber Daya Manusia) yang ada/tinggal di Wilayah Kec. Marancar maka peningkatan Pendidikan di seluruh Wilayah kec. Marancar harus terus menerus dilakukan. Pembangunan Sarana dan Prasarana dari sekian banyak sekolah baik SD, SMP, SMA atau sekolah sederajat lainnya perlu  dilakukan dan dijaga secara bersama-sama antara pihak Pemda terkaid dengan pihak Masyarakat.

Dalam 20 tahun terakhir ini, jika kita melihat animo kesadaran masyarakat terhadap betapa pentingnya pendidikan untuk anak-anak mereka, maka tidak heran bahwa saat ini sudah jarang ditemukan Buta Huruf di Wilayah Kec. Marancar khsusunya Penduduk yang berumur sejak sekolah SD hingga berumur 40 hingga 50 tahun, sedangkan umur diatas 50 tahun, kemungkinan masih ada masyarakat yang Buta Huruf mengingat dunia pendidikan jaman dulu sangat sulit ditemukan di Luat marancar ini.
Pemberantasan Buta Huruf di Kec. Marancar ini sudah perlu di perhatikan pihak Pemda Tapsel melalui Kecamatan dengan Pendataan bagi Masyarakat yang berumur dibawah 30 tahun kebawah, khususnya yang berumur dari 10 thn hingga 30 tahun. Hal ini guna memberikan bantuan khusus bagi mereka/masyarakat yang belum bisa Baca dan Tulis. Umumnya Buta huruf ini ada dikalangan anak-anak hingga remaja dan dewasa berada di Desa-desa yang terpencil atau masih jauh dari akses dunia Pendidikan dan Akses Dunia Komunikasi.
Untuk menjamin apakah di Luat Marancar yang terdiri dari sekitar 32 desa ini bebas dari Buta Huruf, maka perlu pihak Kecamatan mendata apakah benar-benar Luat Marancar ini sudah terbebas dari Buta Huruf atau belum. Hal ini perlu dilakukan guna meningkatkan SDM di masa yang akan datang untuk pembangungan Kec. Marancar serta guna memudahkan bagi Pihak Pemda atau terkait memberikan arahan, Pandangan serta pengertian-pengertian tentang era pembangunan dan era modernisasi ini.
Dari sekitar 32 desa yang ada di wilayah ini dan 12 SD Negeri ditambah dengan 2 Sekolah Swasta setingkat SD dengan jumlah murid lebih kurang 1800 orang, maka diwilayah Luat Marancar ini sangat memerlukan penambahan 1 (satu) Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan 1 (satu) Sekolah menengah Atas (SMA) atau 1 (satu) sekolah kejuruan baik berupa Kejuruan Ekonomi atau setaraf Sekolah Tehnik (STM). Hal ini diperlukan mengingat luasnya wilayah ini dan juga jumlah Anak Sekolah setiap tahun yang semakin bertambah.
Jumlah anak sekolah ini juga akan cepat bertambah dari tahun ke tahun jika Pihak Pemda Setempat atau Pihak Kecamatan dapat memberikan kesadaran terhadap Masyarakat bahwa LUAT MARANCAR bisa memberikan kehidupan lebih baik dimasa sekarang dan masa yang akan datang dengan meningkatkan mutu dan etos kerja mereka, serta menghilangkan prinsip para Orang tua yang menghendaki setelah anaknya selesai sekolah dapat bekerja sebagai Pegawai/Karyawan di perusahaan swasta, namun menekankan ke masyarakat bahwa seorang anak sekolah bukan hanya mengejar agar bisa bekerja sebagai pegawai/karyawan tetapi SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN CARA BERPIKIR khususnya BERPIKIRAN WIRAUSAHA dengan mengandalkan Sumber Daya Alam yang melimpah di Luat Marancar.
Hal-hal peningkatan Keterampilan dan Kreatif Masyarakat juga perlu ditingkatkan disetiap Desa-desa guna membuat Hasil Karya yang bisa dijual sebagai sumber perekonomian.
Namun demikian hal ini akan lebih sukses jika SDM Masyarakat di kec. Marancar bisa dtingkatkan, dan salah satunya adalah benar-benar memberantas Buta Huruf di wilayah LUAT MARANCAR hingga kepelosok-pelosok desa.
Pihak Kecamatan perlu membuat suatu Slogan untuk Prinsip Hidup Masyarakat Kec. Marancar yang bisa menambah semangat Masyarakat untuk Maju dan berkembang namun tidak merusak Lingkungan seperti Hutan yang ada namun menjaga dan memamfaatkannya semaksimal mungkin. by:fs
Baca Selengkapnya..