Tuesday, April 28, 2009

JEMBATAN RURA MARANGGUN MEMAKAN KORBAN

Jembatan Darurat Jembatan Rura Maranggun Kec. Marancar, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara akhirnya memakan Korban dengan jatuhnya angkutan Pedesaan ke Jurang Senin, tgl 28 April 2009. Jembatan Darurat ini sudah hampir 2 tahun lebih dibiarkan begitu saja hanya terbuat dari beberapa Papan dengan Ukuran sekitar 2 meter dengan Panjang Jembatan sekitar 10 meter.

Jembatan Rura Maranggun ini menjadi Jembatan satu-satunya sarana tembus menuju Desa-desa yang ada di Kecamatan Marancar bagian Timur (sekitar 17 desa ). Jembatan ini hanyut diterpa longsor tanah sekitar 2 tahun yang lalu. Pemda yang sudah mengetahui keberadaan jembatan darurat ini karena sudah beberapa kali dilewati baik Pak Camat, pak Bupati atau pihak Instansi Pemda yang terkaid Tapsel yang seakan tidak mau peduli dengan transportasi ke wilayah Marancar Timur.

Beberapa Kali Angkutan Pedesaan hampir jatuh di jembatan ini, termasuk Mobil pribadi yang melewatinya, kalau tidak extra hati-hati bisa terpelosot dulu salah satu ban mobil/angkutan baru bisa lewat Jembatan ini, dan kejadian yang sudah berulang-ulang ini seakan angin lalu buat Pemda Tapanuli Selatan. Dan Kejadian Senen, Tanggal 28 April 2009 sekitar Jam 11:00Wib dimana Angkutan yang membawa Rombongan Anak Sekolah jatuh ke Jurang yang kedalamannya sekitar 30 meter, untungnya tidak ada yang mati dan hanya korban luka-luka parah dan ringan.

Masyarakat Kecamatan Marancar bagian Timur sangat berharap agar Pemerintah dalam hal ini Pemda TAPSEL memberikan perhatian dengan memperbaiki Jembatan Darurat Rura Maranggun serta sekitar 700 meter setelah jembatan mengarah ke Marancar Timur sesegera mungkin. Tidak adanya anggaran untuk perbaikan Jembatan Darurat ini mungkin menjadi salah satu penyebab seakan tidak ada yang pedulu terhadap Jembatan yang sangat vital ini bagi Transportasi di Kecamatan Marancar. Bahkan Perbaikan Jalan tembus dari Batangtoru ke Sipirok melalui Kec. Marancar berhenti di ujung jembatan gara-gara alat berat untuk perbaiki jalan tidak bisa melewati Jembatan Darurat ini.

Untuk itu pihak Kecamatan sangat diharap memperjuangkan agar anggaran untuk perbaikan Jembatan ini serta sekitar 700 meter setelah ujung jembatan bisa segera turun agar kendala transportasi yang selama ini sangat sulit bagi Kecamatan Marancar bisa teratasi. (fsormin). Baca Selengkapnya..

Thursday, April 23, 2009

SALAK NARARA - SALAK MERAH

SALAK NARARA (SALAK MERAH) DAN SALAK NA BOTTAR (SALAK PUTIH )
DARI KEC. MARANCAR - TAPANULI SELATAN-SUMATERA UTARA

Buat Masyarakat Indonesia bahwa buah salak bukan buah yang asing lagi di Ibu Pertiwi ini. Umumnya masyarakat Indonesia hanya mengenal buah salak Pondoh dan Buah Salak Bali yang rasanya punya rasa dan ciri tersendiri. Salah pondoh terkenal dengan Rasa manisnya walaupun buahnya kecil namun rasa dari setiap buah salak Pondoh Manis dan biji di dalamnya kecil sehingga daging Salaknya sedikit agak tebal. Warnanya dagingnya sama semuanya yaitu warna putih dan hampir sama warnanya dengan buah Salak Bali. Rasa Manis antara Salak Pondoh dengan salah Bali jauh lebih manis Salak Pondoh.

Masyarakat Sumatera khususnya Sumatera Utara, selain mengenal salak Pondoh/Salak Bali dari para perantau yang pernah merasakan rasa salak pondoh atau mengetahui dari berita-berita dari Media massa jauh lebih mengenal Salak dari daerah Salak Padangsidempuan atau Tapanuli Selatan khususnya Salak Merah/Salak Narara.

Salak dari Tapanuli Selatan ini tersebar hampir diseluruh daerah kecamatan di Tapanuli Selatan dan mempunyai rasa enak yang tidak jauh beda dari satu daerah ke daerah lainnya. Rasa Salak dari Tapanuli Selatan terkenal dengan rasa sepat, manis agak asem atau perpaduan rasa Manis, sepat serta mempunyai bau aroma yang sedap/wangi. Disamping ciri rasanya salah satu beda dari seluruh salak yang ada seperti warna salak pondoh, salak bali, salak di Tapanuli Selatan khususnya di Kecamatan Marancar terkenal dengan Salak NARARA / SALAK MERAH.

Salak Tapanuli sangat terkenal dengan warna Daging salaknya yang terdiri dari beberapa Warna, Daging salak Tapanuli selatan mempunyai warna Putih, Merah, Putih sepat, Kuning muda, dan kadang-kadang mempunai serat warna Hijau dan merah. Hampir di seluruh kecamatan di Tapanuli Selatan mempunyai Salak Narara (Salak Merah) tidak terkecuali di Kec. Marancar yang mudah kita jumpai disetiap kebun salak Petani atau salak yang tumbuh di Hutan-hutan Tapanuli Selatan. Bentuk salaknya, Dagingnya dan Rasa Salak Buah merah tidak jauh beda dengan salak warna lainnya yang ada di daerah Tapanuli. Dan Satu pohon Batang salak tidak selamanya menghasilkan warna yang sama namun bisa sebagian berwarna merah bisa seluruhnya putih dan bisa saja di satu tandan semuanya merah. Salak Merah ini belum begitu dikenal masyarakat diluar Sumatera Utara, namun bila anda ingin mengetahui/meneliti seluk beluk Salah Merah/Salak Narara, maka bisa anda coba mengungjungi daerah Tapanuli Selatan khususnya Kec. Marancar. Warna Salak ini sebenarnya bisa menjadi nilai tambah ekonomis buah salak merah yang bisa membantu masyarakat Petani bila dikembangkan di kemudian hari.


Salah satu Khasiat Salak Tapanuli Selatan / Salak Marancar bisa menambah nafsu Makan seperti buah salak yang ada di Tapanuli setalan lainnya. Saat in belum banyak jenis makanan yang bisa diolah dari Salak, jenis makanan yang diperdagangkan masih sebatas, Dodol, Keripik Salak, Asinan dan ada beberapa jenis makanan yang dibuat salak dan cukup terbuka untuk membuat Jenis makanan lainnya dari buah Salak ini terutama dari Salak Narara dan Salak Nabottar/Salak Putih. (Fsormin).
Baca Selengkapnya..

Monday, April 13, 2009

Awasi Anggaran untuk Jalan ke Kec. Marancar 2009

Menurut Data Pemkab Tapsel melalui Dinas Pekerjaan Umum Daerah (PUD) pada tahun 2009 Disebutkan bahwa anggaran 2009 untuk memperlancar arus pergerakan transportasi di Tapanuli Selatan mencapai Rp 14,6 miliar lebih itu masing-masing, sekitar Rp 9,1 miliar lebih diperuntukan di Kecamatan Sipirok , dan sekitar Rp Rp 5,4 miliar lebih bagi Kecamatan Angkola Timur.

Lebih Lengkapnya Informasi Mata Anggaran di PU Tapsel untuk tahun 2009 untuk Anggaran 2009 dalam membantu pembangungan Transportasi di Kecamatan Marancar yang diharapkan agar perekenomian Masyarakat bisa cepat berjalan sehingga masyarakat diharapkan ikut membantu mengawasi penggunaannya mata anggaran tersebut yaitu:

Pembukaan jalan lingkar luar Simpang Bulu Mario-Huta Baru Aek Milas dengan lebar 12 meter berbiaya Rp 3 miliar.

Peningkatan jalan jurusan Simpang Jalan Nasional Bulu Mario-Bulu Mario dengan lebar perkerasan 4 meter berbiaya Rp 950 juta.

Peningkatan jalan Sipirok-Bulu Mario dengan lebar 4 meter Rp 750 juta, Pemeliharaan jalan jurusan Simpang Bulu Mario-Pasar Marancar dengan lebar 4 meter Rp 1,65 miliar.

Peningkatan jalan jurusan Sibio-bio-Aek Sabaon lebar perkerasan 4 meter Rp 500 juta.

Lanjutan pembangunan jalan jurusan Sibio-bio-Angkola Timur sampai Poken Arba lebar perkerasan 4 meter Rp 675 juta.

Pemeliharaan jalan jurusan Muara Gordang-Tabusira lebar perkerasan 4 meter Rp 1,1 miliar.

Peningkatan Jalan Sipirok - Bulu Mario, Pemeliharaan Jalan Bulu Mario-Pasar Marancar, Jalan Sibio-Bio-Angkola Timur-Poken Arba dan Muara Gordang-Tabusira dengan lebar 4 meter diperkirakan akan menyulitkan transportasi yang berpapasan saat melewati Jalan ini.

Dengan Asumsi lebar kendaraan 175 cm maka diperkirakan Jalan ini sangat rawan cepat rusak akibat daya tampung Jalan yang tidak memadai. Masyarakat berharap pihak PU tidak melakukan pembangunan Jalan yang kurang mengantisipasi untuk 10 tahun sampai 15 tahun yang akan datang. Pembangungan Lebar Jalan ini hendaknya ditambah 1 Meter dengan asumsi Kiri dan Kanan ditambahkan 50 Cm sehingga kerawanan kecelakaan, masuk Jurang/Jatuh ke Tebing-tebing jalan yang berbukit-bukti dapat diminimalkan.

Walaupun demikian dengan anggaran untuk 4 Meter masyarakat sangat berharap anggaran ini bisa turun secepatnya agar di tahun 2009 ini sudah bisa diselesaikan dengan baik.

Dan apabila Kantor Bupati TAPSEL di buat di Sipirok, maka masyarakat sangat berharap jalan ini secepatnya selesai agar memudahkan transportasi ke Dalam Kota yang kalau dihitung jarak nya hanya sekitar 15-20 Km.

Pihak Pemda Tapsel / PU Tapsel hendaknya benar-benar mengawasi jalan pembangungan ini khususnya yang mengarah ke Kec. Marancar yang jalannya diantara pegunungan Sibual-buali. Selain Lebar Jalan, perlu juga dipertimbangkan kemiringan suatu Jalan disetiap Perbukitan, sehingga tidak ada kesan memaksa Jalan yang tingkat kemiringannya bisa mencapai 25-40 c.

Pembangunan Jalan dari arah Pangarongan-Poken Arba, khususnya di Jembatan Rura Maranggun bisa menjadi masukan yang berharga agar Kemiringan Jalan bisa lebih baik di Jalan dari Sipirok ke Marancar atau dari Sibio-bio-Aek Sabaon -Poken Arba.
Apalagi nantinya Jalan ini Jelas bisa menjadi jalan yang bisa memperpendek dari Sibolga ke Sipirok, tanpa harus melalui Padangsidempuan. Untuk itu Masyarakat sangat berharap Para Kepala Desa di Kecamatan Marancar hendaknya bisa kompak dan bersatu dalam mengawasi setiap pembangunan Jalan ke Daerah ini. (fs) Baca Selengkapnya..

Sunday, April 12, 2009

Durian / Tarutung Sipancur

Salah Satu Jenis Durian yang agak Langka keberadaraannya saat ini adalah Durian Sipancur (Tarutung Sipaccur). Durian ini agak sedikit berbeda dengan jenis-jenis durian yang ada selama terutama termasuk sangat berbeda dengan Jenis Durian Bangkok.

Jenis Durian Sipancur (Tarutung sipaccur) sangat jarang ditemukan saat ini dan sulit menemukannya. Pohon Durian Sipancur yang sangat langka ini bisa kita temukan di Desa Haunatas Kec. Marancar Tapanuli Selatan persisnya berada di Kebun Aek Sirabun milik Marga Siregar Sormin.

Keunikan Durian Sipancur ini adalah Selain Rasanya sangat manis, dagingnya Tebal, Dagingnya tidak lembek bahkan Dagomg kulit paling luar agak keras. Sangking Kerasnya Daging Durian ini bisa dikantongi tanpa Hancur. Dikatakan Durian Sipancur oleh Pemiliknya dikarenakan Pohon ini berada di tempat aliran air (Penampung air untuk kebutuhan di Kebun) beberapa Tahun silam saat mula-mula pembukaan kebun rakyat oleh Marga Sormin di Aek Sirabun. Buah dari Pohon Durian ini sangat sedikit dan tidak mudah tumbuh ditempat lain selain di sekitar daerah ini.

Durian ini tidak begitu dikenal masyarakat khususnya di Daerah Kec. Marancar dikarenakan buah durian ini tidak pernah dijual oleh pemiliknya, namun buahnya khusus untuk dimakan oleh Pemiliknya karena rasa durian ini dari jenis-jenis durian yang ada, sangat berbeda sekali.

Jenis Durian ini sangat jarang ditemukan di Kec. Marancar bahkan belum ada durian ditemukan yang menyerupai jenis Durian ini.

Jika Anda benar-benar ingin menikmati Rasanya Durian yang benar-benar dari Hasil Hutan puluhan Tahun lalu maka Anda bisa datang ke Kecamatan Marancar khususnya di Desa Haunatas, Tanjungrompa, Batusatail, Aek Nabara yang Pohon Duriannya rata-rata ada di Hutan Pegunungan Sibual-buali tepatnya di Aek Sirabun (Sungai Sirabun).(fs) Baca Selengkapnya..

Friday, April 10, 2009

Pulang Kampung Bersama ke II (PULBERTA-II)

Setelah sukses melakukan Pulang Kampung Bersama sesama Perantau yang berasal dari Kec. Marancar yang dimotori Perantau-perantau dari Desa Haunatas-Tanjungrompa dan sekitarnya di Akhir Tahun 1999, maka Para Pemuda Perantau dari Desa Haunatas saat ini kembali merencanakan Pulang Kampung Bersama yang ke II (PULBERTA-II) yang rencananya akan dilakukan di Akhir Tahun 2009

Titik Kepanitian berada di 4 Titik daerah yaitu: JABOTABEK-BATAM & PEKANBARU DAN SEKITARNYA; MEDAN dan Para Pemuda/Keluarga yang ada di Kampung Haunatas Kec. Marancar Tapanuli Selatan.

Saat ini Para pemuda sedang menyusun kepanitian dan diharapkan akan selesai di Pertengahan April 2009 guna mengkoordinir bagaiamana pelaksanaannya nanti. Apabila rencana ini berjalan maka salah satu harapan saat PULBERTA Pertama dapat dilaksanakan dengan baik. Harapan saat Pulberta pertama adalah Melakukan Pulang bersama ke Dua setelah 10 tahun dari tahun 2000 atau di akhir Tahun 2009.

Tentang bagaimana pelaksanaannya, bentuk kegiatannya, pendanaannya, harapan yang hendak dicapai serta target pelaksanaan PULBERTA ini akan disampaikan secepatnya dalam proposol Kepanitian ke setiap Keluarga-keluarga Perantau yang berasal dari Desa Haunatas, Tanjung rompa, Pancurbatu dan desa2 fi sekitarnya.

Apabila Moment ini benar dilaksanakan, maka suatu moment yang tepat bagi pihak PEMDA setempat untuk menggerak Hati Perantau agar lebih peduli ke Kampungnya dalam hal ini ke Kecamatan Marancar yang selama ini jarang terpublikasikan dan agak terisolasi walaupun hanya beberapa Kilometer dari Kota Padangsidempuan dan kota Sipirok.

Mudah-mudahan Pulang bersama di Akhir Tahun 2009 ini benar-benar terealisasi, sehingga bisa membawa dampak positif bagi Daerah ini. Untuk itu para Perantau sampai saat ini masih mengharapkan PEMDA Tapanuli Selatan bisa memperbaiki Jalan beberapa Kilometer yang sudah rusak dan Jalan menjadi tempat aliran air hanya gara-gara Jalannya Hancur. Jembatan Rura Maranggun yang hanyut 3 tahun lalu sampai sekarang belum diperbaiki walaupun sekitar Maret 2009 sudah sempat hampir Jatuh sebuat mobil di Jembatan ini hanya gara-gara Jembatan Darurat dari Kayu sangat sempit / hanya sekitar 2 meter. Disamping Sarana Transportasi memperbaiki Jalan, para perantau juga mengharapkan Pihak Telkomsel mau membuka Jaringan KOmunikasi berupa Telephone Rumah atau Handphone di Kec. Marancar khususnya di wilayah Marancar Timur yang teridiri dari lebih 17 Desa.

Para Keluarga, Pemuda yang merantau sangat bersemangat menanggapi rencana ini begitu terdengar akan dibentuk Kepanitian dan para Keluarga siap membantu pelaksanaan dari PULBERTA ke II ini baik dari segi Masukan ataupun sumbangan Dana yang akan digunakan dalam seluruh kegiatan nantinya. Ayo Kita Pulang Kampung Bersama melihat dan membantu Informasi perkembangan ke Kampung guna mendukung perkembangan Desa Kita yang tercinta di Kecamatan Marancar-Tapanuli Selatan-Sumatera Utara. (infr dr salah satu pemuda di Jakarta).fs. Baca Selengkapnya..

Wednesday, April 8, 2009

Lokasi / Peta Kecamatan Marancar, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara


Kecamatan Marancar dapat dilalui dari 3 jalur yang ada saat ini, dimana dari 3 Jalur yang ada yang baru dapat dilalui angkutan umum hanya 1 Jalur dari dulu hingga sekarang, yaitu Padangsidempuan-Sitinjak-Sipenggeng-Pasar sempurna (Pangarongan)-Pasar Marancar (Poken Arba)- (Pertigaan/Simpang)- Haunatas atau ke Sugijulu dengan Panjang sekitar 42 KM, dengan waktu tempuh dengan Mobil Pribadi 2 jam - 2.5 Jam.

Disamping Jalur diatas jalur lainnya yang lebih pendek dan lebih bagus dari segi letak Geografisnya adalah:
1. Jalur Siharakkarang/Batunadua: Padangsidempuan/Batunadua-Pintu Langit - Sibio bio, Aeksabaon - Sukarame-Sugijulu-Pasar Marancar (Poken Arba) - Pertigaan/Simpang Pasar Marancar-Haunatas / Marancar Julu. Jarak Padangsidempuan-Kec. Marancar sekitar 20 Km dari Perbatasan Padangsidepuan (waktu tempuh sekitar 1 menit saat melewati di Oktober 2008).

2. Jalur Aeknabara: Sipirok-Bulumario-Sitolu / Batusatail-Aek Nabara-Tanjungrompa-Haunatas (Simaretung)-Poken Arba (Pertigaan/Simpang) - Sugijulu-Marancar Julu. Jarak Sipirok-Poken Arba sekitar 15 Km (Waktu Tempuh sekitar 1 Jam menurut Masyarakat Setempat).

Baca Selengkapnya..