Monday, May 4, 2009

Cerita Asal Mula Nama Desa Haunatas, Marancar, Tapsel

Desa Haunatas,Kecamatan Marancar, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara adalah sebuah desa yang diantara oleh dua pegunungan yaitu Lubuk Raya dan pegunungan Sibualbuali. Meski diapit dua pegunungan hutan lebat, pada awalnya air cukup sulit didapat di sini. Kesulitan air inilah yang menyebabkan desa ini sempat berganti penduduk/warga di Desa Haunatas yang sebelumnya di Huni oleh Marga Siregar sekitar tahun 1906. Karena air sulit didapat, Marga Siregar ini tak kuat berdiam di wilayah ini. Mereka digantikan oleh rombongan perantau dari daerah Balige, tepatnya dari Haunatas Balige.

Seperti Marga Siregar, warga asal Balige ini juga segera merasakan betapa sulitnya mendapatkan air di desa ini, namun mereka tidak menyerah. Mereka mencari sumber air jauh ke dalam hutan sampai di kawasan hutan gunung Sibualbuali (Aek Sirabun/sungai Sirabun)Sayangnya aliran airnya tak mengarah ke desa mereka karena adanya sebuah batu. Masyarakat sepakat untuk bergotongroyong melubangi batu tersebut. Setelah bergotong royong berhari-hari akhirnya air bisa mengalir ke arah Desa Haunatas, Siranap, Bonandolok dan Tanjungrompa.
Berita ini sangat menggemparkan ke Kerajaan Luat Marancar (Luat Marancar ini sekarang disebut Desa Sipenggeng yang di pimpin oleh RAJA/SUTAN BARUMUN SIREGAR) dan setelah air mengalir lancar, Daerah Haunatas pun menjadi perkampungan yang menarik untuk didiami, penduduk pun bertambah dengan cukup pesat. Desa Haunatas berkembang menjadi empat desa yaitu: Desa Haunatas, Desa Tanjung Rompa, Desa Bonan Dolok dan Desa Siranap.

Untuk mengekalkan ikatan historis dan gegografis, 4 bersaudara Pasaribu dari empat desa ini menamakan keempat desa mereka dengan satu sebutan yaitu SIMARETONG yang artinya semua urusan yang berhubungan antara satu desa dengan desa lainnya harus melibatkan desa lainnya, termasuk pengelolaan sumber air tersebut. Dalam Pesta yang dilakukan Pemda Tapsel untuk mensyukuri tetap terjaganya Hutan Lindung Sibualbuali sekitar Awal 2009, Pemda Tapsel mengistilahkan 4 desa ini HATABOSI (Haunatas, Tanjung Rompa, Bonandolok, Siranap).

Asal mula Kata Simaretung juga ada yang mengatakan bahwa Desa Simaretung tercetus dari Hulubalang Marga Siregar yang diperintahkan Raja dari Luat Marancar (sekarang Desa Sipenggeng) Sutan Barumun Siregar untuk mengetahui situasi di desa Haunatas serta apa yang terjadi dengan pengairan di desa tersebut sehingga beritanya sangat bergema. Saat mengunjungi Desa Simaretung Hulubalang tersebut kesulitan menghitung orang (dalam bahasa Batak maretong/menghitung) yang ada di desa Haunatas dan sekitarnya sehingga dia hanya menjawab dengan ketakutan "SIMARETONG INDA TARETONG" maksudnya Penduduk desa di Haunatas dan sekitarnya tidak terhitung sangking banyaknya. Dan sejak itu setiap Hulubalang ditanya tentang wilayah Haunatas ia selalu menyebutkan wilayah 4 (empat) desa tersebut wilayah Simaretong atau saat ini ditulis Simaretung yang menjadi pusat wilayah yang ditetapkan Kerajaan Sutan Barumun Siregar. Sehingga Kata Simaretung sering digunakan Hulubalang dan Kerajaan Luat Marancar untuk menunjukkan Desa Haunatas dan sehubungan dengan hari demi hari sebutan Simaretung ini akhirnya bermasyarakat untuk sebutan Untuk Desa Haunatas dan tidak untuk ke 3 desa lainnya.

Sedangkan Nama Haunatas diberikan sebagai nama desa merupakan upaya masyarakat untuk mengingat sejarah bahwa nenek moyang (oppung) mereka berasal dari Desa Haunatas yang berada di Tapanuli Utara (Balige). Mereka 4 (empat) bersaudara bermarga Pasaribu yang mendapat Izin dari raja Luat Marancar (Raja Tinamboran Marga Siregar/SUTAN BARUMUN SIREGAR) untuk tinggal dan membentuk desa Simaretung dengan syarat salah satu dari 4 (empat) bersaudara harus memeluk Agama Islam. Menurut Cerita masyarakat dari Pasaribu yang ada di Desa Haunatas anak Bungsu Pasaribu tersebut rela memeluk Agama Islam dan membangun desa/kampung dekat Desa Haunatas Sekarang yaitu Desa Bonan Dolok.

Pasaribu yang berada di Haunatas mendapat pengakuan dari Raja Luat Marancar sebagai Penanggung jawab diantara desa-desa disekitarnya dan harus menjalankan tata aturan adat Pasaribu sesuai dengan Adat dari asal mereka dari Balige (tidak ikut adat Marancar), namun harus menjalin hubungan baik dengan keadaatan yang ada di Luat Marancar.

Sementara Saudara ke 3 (tiga) Marga Pasaribu juga tidak jauh dari desa Haunatas dan diberi nama Desa Tanjung Rompa sedangkan yang seorang lagi berada agak jauh dari desa Haunatas dan membuat kampung dan diberi nama Desa Siranap.

Dalam menjaga hubungan Pasaribu yang satu dengan Pasaribu di Desa lainnya disepakatilah dalam adat dalam sebutan Pasaribu Parbagas Godang, Pasaribu Partarup Ijuk, Pasaribu partarup Seng untuk menunjukkan keberadaan dan kewibawaan masing-masing.
Dengan Lancarnya Pengairan ke wilayah ini, membuat sawah-sawah di empat desa ini tiap tahun bertambah luas dan menjadikan tanahnya semakin subur. Dan Untuk mensyukurinya setiap tahun diadakan makan bersama sebagai ucapan syukur kepada Tuhan yang maha Esa yang biasa disebut PESTA GOTILON. Namun Sehubungan dengan perkembangan Jaman saat ini hanya Desa Haunatas yang tetap melaksanakannya makan bersama tersebut yang didukung dari pemuka Gereja dan Pihak Gereja yang ada di desa Haunatas. Kata Gotilon dibuat untuk menunjukkan bagaimana dulu memanen padi dari hasil sawah dengan memetik setiap butiran-butiran padi yang melimpah.
Saat ini tekat bulat dari 4 desa ini masih tetap terjaga walaupun sedikit demi sedikit budaya kekompakan masyarakat tersebut sudah mulai pudar.
Menurut Tokoh-tokoh Masyarakat yang ada di Kec. Marancar bahwa urutan munculnya kampung-kampung di wilayah Marancar Timur (biasa disebut DOLOK) pertama-tama ada di Desa Simaninggir didiami oleh Marga Siregar, lalu ke dua di desa Aek Pasir (saat ini tinggal beberapa rumah tangga saja) yang ke 3 adalah di Desa Marancar Julu - ke 4 Desa Haunatas-ke 5 Desa Tanjungrompa-ke 6 Desa Bonandolok-ke 7 Desa Siranap-ke 8 Desa Poken Arba / Pasar Rebo-ke 9 Najumambe-ke 10 Pancurbatu- ke 11 Desa Sugi tonga/Jae/Julu, ke 12 Janji Manaon ke.13 Aek Nabara (Jae/tonga/julu)-ke.14-Sukarame-ke.15 Aek Sabaon-ke 16 Adian.
Namun urutan munculnya Kampung di Marancar Dolok (Marancar Timur) masih perlu digali informasinya apakah urutan nomor ke 8 sampai sekarang benar atau tidak masih eperlu pendalaman lebih jauh. Dan Bagi Masyarakat yang mengetahuinya diharap bisa membagi informasi/sejarah dari perkembangan Desa-desa yang ada di Kec. Marancar khususnya di wilayah Marancar Timur untuk anak dan cucu kita di Masa yang akan datang.
Sumberdata: Masyarakat di desa Haunatas (febersormin).

4 comments:

  1. mengapa tdak di jelaskan lagi sejarah ataupun ciri-ciri dari marga yang dilahirkan oleh keturunan dari si raja baatak??

    ReplyDelete
  2. makasih mbak Anisa atas kunjungannya, tentang sejarah dan marga batak sudah banyak dibuat oleh penulis terdahulu, berangkali by search di google tidak sulit mendapatkannya.
    Thanks

    ReplyDelete
  3. mantap tulang,,,,,,,sugari na huboto hian i asal muasan ni simaretungi tulang....,,,,sannari gabe huboto.....
    mantap.........jaya marancar,,,,,,,,,,,

    ReplyDelete
  4. Maaf perkenalkan saya harry surbekti siregar anak dari alm. Hj guntur siregar cucu dari tuongku raja lela hasan basrji putera ke empat dari sutan barumun II mungkin bagi mba anisa ingin mengetahui silsilah kerajaan sutan barumun bisa email ke saya harrysiregar4@gmail.com karena saya tidak bisa mengirim foto. Dan saya berterimah kasih kpd abang feber sormin yang telah menceritakan history kerajaan sutan raja barumun. Tp yg ingin mengetahui cerita lebih lengkapnya bisa email ke saya. Terima kasih sebelumnya

    ReplyDelete